1.
Pengertian
dan Karakteristik Pendapatan
Berbagai
sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi yang
berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai
berikut :
Revenues are inflows or other enhancements
of asset of an entity or setlements of its liabilities (or combination of both)
from delivering or producing goods, rendering service, or other activities that
constitute the entity’s ongoing major or central operations (prg 78).
Gains are increasea
in equity (net assets) from peripheral or incedental transaction of an entity
and from all other transaction and other events and circumstances affecting the
entity except those that result from revenues or invesment by owners (prg 82).
Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi
pendapatan sebagai berikut :
Revenues is the
product of enterprise, masured by amount of new assets received from customer;
... Steted in terms of asset the revenue of the enterprise in presented,
finally, by the flow of fund from the customer or patrons in exchange for the
product of the business, either commodities or service (hlm. 47-47).
Dalam
Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC
yang menempatkan pendapatan (revenue)
sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut :
Income is increase in economic benefits
during the accounting period in the form inflows or enhancement of assets or
decreases of liabilities that result in increase in equity, other than those
relating to equity participants (hlm. 17).
The definition of income acompasses both
revenue and gains. Revenue arises on the course of the ordinary activitiesof an
enterprise and is referred to by a variety of different names including sales,
fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm. 18).
Gains represent
other items that meet the definition of income and may, or may not, arise in
the course of the ordinary activities of an enterprise. Gaints represent
increase in economic benefit and as such are no different in nature from
revenues. Hense, they are not regarded as constituting a separate element in
this framework (hlm.
18).
Dari
beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata
kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk
pengertian pendapatan dan untung adalah :
1. Aliran
masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan
yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.
3. Pelunasan,
penurunan, atau pengurangan kewajiban.
4. Suatu
entitas
5. Produk
perusahaan
6. Pertukaran
produk
7. Menyandang
beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.
8. Mengakibatkan
kenaikan ekuitas.
Beberapa karakteristik di atas dikatakan merupakan
turunan/konsekuensi dsari atau dikandung secara implisit oleh kata kunci yang
lain. Karakteristik (3) sampai (8) sebenarnya merupakan penjabaran
ataukonsekuensi dari ketiga karakteristik sebelumnya. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa karakteristik (1) dan (2) merupakan karakteristik konsekuensi,
pendukung, atau penjelas.
- Kenaikan
Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat
bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
- Transsaksi
pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
- Laba
yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap,
surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
- Hadiah,
donasi atau temuan
- Revaluasi
aset yang telah ada.
- Penyediaan
dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk
adalah jumlah rupiah kotor. FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan
bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari p-enyerahan produk atau
pelaksanaan jasa. (IASC) menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah
rupiah pendapatan dapat berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen,
royalitas, dan sewa.
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan
pendefinisian dengan konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena
pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata
lain pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan
bukan karena proses selama suatu periode. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran
dan penentuan saat pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan. IAI harus membatasi bahwa kenaikan aset
tersebut adalah yang menaikkan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi
dengan pemilik.konsep ka\enaikan aset mengalami masalah dalam hal aliran masuk
yang berupa pembayaran di muka yang berasal dari pelanggan. Walaupun pembayaran
semacam ini merupakan bagian dari operasi utama perusahaan, pada kenyataannya
aliran masuk tersebut tidak atau belum dianggap pendapatan. Demikian juga,
walaupun penjualan kredit menimbulkan piutang usaha, piutang sering dianggap
buakan suatu aliranmasuk aset.
- Operasi Utama Berlanjut
Kegiatan
operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirimkan berbagai barang
kepada pelanggan atau menyerahkan atau nelaksanakan berbagai jasa.
- Penurunan Kewajiban
Hal
ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan
merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang
menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah
yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan
tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan
berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
- Suatu Entitas
Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut
dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefiniskan sebagai kenaikan aste aset
buikan kenaikan ekuitas.
- Produk Perusahaan
Hal ini dikarenakan prndapatan dihasilkan dari produk
yang dihasilkan oleh prusahaan itu sendiri. Sehingga pendapatan itu juga bisa
didefinisikan dengan produk dari perusahaan itu sendiri.
- Pertukaran
Ini
dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah
kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara
pihak independen.
- Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan
adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun.
Untung
IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan
keduanya digabung dalam konsep penghasilan. Kata kunci yang melekat pada untung
adalah :
- Kenaikan ekuitas (aset bersih)
- Transaksi periferal atau insidental
- Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
FASB membedakan antara untung dan
pendapatan karena adanya karakteristik sumber yang dapat dibedakan dengan
operasi utama. Karakteristik sumber dari untung itu sendiri adalah :
a.
Periferal dan insidental
b.
Transfer nontimbal-balik
c.
Penahanan aset
d.
Faktor lingkungan
FASB sendiri mengakui bahwa
pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimaksudkan untuk kepentingan penyajian
pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk membedakan secara tegas
karakteristik antara pendapatan dan untung.
(Sumber
Suwardjono, 2005 : 351-362)
2.
Landasan
Pikiran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam
sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi
kualitas keterukuran (measurability),
dan keterandalan (reliability).
Kualitas tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan
pendapatan. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria
pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan
pendapatan dan realisasi pendapatan.
a.
Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu
konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya
pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Dengan kata lain, apakah pendapatan itu
timbul dari keadaan produktif atau karena kejadian tertentu. Konsep ini
menyatakan bahwa pendapatan terbentuk , terhimpun atau terhal bersamaan dan
dengan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi
perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep dasar ini sering
disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan.
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep
dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas usaha. Pendekatan ini juga
dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua kegiatan atau unsur
di dalamnya mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan
pendapatan (Paton dan Littleton 1970 : 67 dalam Suwardjono, 2005 : 364).
Implikasi dari konsep ini adalah
semua tahap kegiatan memberi sumbangan dalam penciptaan pendapatan yang secara
proporsional sama dengan besarnta kos. Jadi, begitu kos suatu objek biaya
terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk.
b.
Realisasi Pendapatan
Kosep
realisasi pendapatan:
Menurut
konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk
telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi
atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai
pengakuan pendapatan yaitu :
1. Kejadian
perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah
atau semacamnya.
2. Penguatan
atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan koonfirmasi proses penghimpunan
dana.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan
pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg.
83):
a. Terealisasi
atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk
telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klai atas kas. Dan dikatakan
cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan
mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.
b. Terbentuk
atau terhak
Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk bilamana
perusahaan telah melakukan upaya dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat
pada pendapatan.
Walaupun
kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu keadaan tertentu
dapat berbeda. Kam, 1990:243-252 dalam Suwardjono, 2005:368 mengemukakan
kriteria pengakuan secara teknis. Pendapatan baru dapat diakui setelah
syarat-syarat berikut :
-
Keterukuran nilai aset
-
Adanya suatu transaksi
-
Proses penghimpunan secara substansial
telah selesai.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 362-369)
3.
Saat
Pengakuan Pendapatan
Masalah
kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing) pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan
mengenai hal ini :
a. Pada
Saat Kontrak Penjualan
Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk
perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak antara penandatangan
kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun).
b. Selama
proses produksi secara bertahap
Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama
proses produksi ini adalah :
1. Akresi.
Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya.
Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah
bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara
objektif. Tapi yang terjadi sekarang adalah pendapatan sudah terbentuk tapi
belum terealisasi. Untuk merealisasikan
pertambahan tersebut nilai tersebut, proses produksi masih diperlukan dan masih
diikuti dengan perubahan aset menjadi aset lancar baru. Oleh karena itu, tidak
selayaknya karesi dianggap sebagai pendapatan.
2. Apresiasi.
Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku
aset terdepresiasi). Dibandingkan akresi, apresiasi lebih kurang memenuhi
definisi pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar.
3. Penghematan
Kos. Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian. Hal ini bukanlah
suatu pendapatan, kalau pembelian dilakukan dengan cara bijaksana, yang terjadi
yang terjadi hanyalah bahwa kos akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
pembelian biasa. Memang benar bahwa efisiensi dan keberuntungan dalam pembelian
akan mempunnyai pengaruh terhadap labayang akhirnya diperoleh. Akan tetapi,
diperolehnya laba tersebut masih menunggu realisasi penjualan.
c. Pada
saat produk selesai
Kalau sudah ada kontrak penjualan sebelumnya, tidak
ada masalah dengan pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai karena
pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai pendapatan secara
subtansial sudah terbentuk. Pengakuan ini setara dengan metoda kontrak-selesai Namun
bila belum ada kontrak penjualan sebelumnya hanya kriteria terbentuk yang
terpenuhi. Dan hal seperti ini keberatan untuk dikatan sebagai pendapatan.
d. Pada
saat penjualan
Masalah pengakuan saat penjualan :
1. Kembalian
dan potongan tunai
Adanya
hak pengembalian tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan.
FASB menyatakan bahwa suatu perusahaan menjual produknya dengan hak
mengembalikan maka pendapatan dapat diakui pada saat penjualana kalau
syarat-syarat berikut terpenuhi (SFAS No. 48 prg.6):
-
Harga jual cukup pasti
-
Pembeli sudah membayar kepada penjual
-
Kewajiban membayar oleh pembeli tidak
berubah dalam hal terjadi penculikan atau kerusakan fisis produk.
-
Pembeli benar-benar ada secara
substantif
-
Penjual tidak mempunyai kewajiban yang
material untuk melakukan tindakan di masa datang yang secara langsung
menjadikan pembeli mampu menjual produk bersangkutan
-
Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir
secara layak.
Adanya
potongan tunai tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan.
Masalah yang timbul tidak berkaitan dengan pengakuan pendapatan tetapi berapa
jumlah rupiah pendapatan harus dicatat.
2. Kos
purna-jual
Masalah
yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan penyesuaian
yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan terjadi
setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur
yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah
rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
3. Kerugian
piutang
Masalah
kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos-purna
jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang.
4. Transaksi
penjualan
e. Pada
saat kasa terkumpul
Pengakuan
pendapata pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan pendapatan
berdasarkan asas kas. Berbeda dengan pengakuan pada saat kontrak yang barangnya
elum diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk transasksi penjualan
barang atau jasanya telah diserahkan tetapi kas nya baru akan diterima dalam
waktu yang cukup panjang. Untuk
kontrak jangka panjang, terjadi salah-tanding (miss-match) karena biaya
tidak harus diukur atas dasar tunai (basis kas). Penjualan dasar tunai, biasa
dasar akrual. Konsep homogenitas kos dilanggar.
Pelanggaran
konsep homogenitas kos pada pengakuan pendapatan atas dasar kas
(Sumber Suwardjono, 2005 : 369-387)
5.
Pendapatan
(IAS18/PSAK23)
No.
|
Keterangan
|
IAS 18
|
PSAK 23
|
1
|
Pengertian
|
Pendaptan (revenue)
itu sendiri didefinisikan sebagi pendapatan yang timbul dari aktivitas normal
suatu entitas—baik perseorang atau badan usaha yang melakukan aktivitas
usaha—dalam berbagai varian, mungkin disebut:
1. Penjualan;
2. Fee;
3. Bunga;
4. Dividend;
5. Royalti
|
Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul selama
dalam aktivitas normal
entitas dan dikenal dengan
bermacam-macam sebutan yang
berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga,
dividen dan royalti.
|
2
|
Ruang lingkup
|
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak
lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
|
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak
lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
|
3
|
Istilah penting/ definisi
|
Nilai wajar adalah jumakah darimana
suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas yang diselesaikan antara
pihak-pihak yang berpengetahuan, berkeinginan dalam transaksi yang wajar.
Pendapatan(revenue) adalah arus masuk
kotor dari imbalan ekonomis selama periode yang ditimbulkan dalam rangkaian
aktivitas biasa dari suatu entitas apabila arus masuk menimbulkan kenaikan
dalam ekuitas selain dari kenaikan yang terkait dari iuran peserta ekuitas.
|
Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu
aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction).
Pendapatan(income) adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
|
4
|
Pengukuran pendapatan
|
Pendapatan diukur atas dasar jumlah
nilai wajar yang diterima atau ditagihkan dengan memperhitungkan jumlah
potongan perdagangan dan volume rabat yang diperbolehkan suatu entitas.
|
Pendapatan diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima.
|
5
|
Pengidentifikasian transaksi
|
Dalam kondisi yang umum, kriteria
standar pengakuan diterapkan terhadap setiap transaksi. Akan tetapi, dalam
transaksi yang lebih kompleks, kriteria perlu diterapkan kepada kompomem
suatu transaksi.
|
Pendapatan diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima.
|
6
|
Pendapatan atas penjualan barang
|
Pendapatan (revenue) dari penjualan
barang harus diakui hanya bilamana seluruh kondisi ini terpenuhi :
a. Risiko dan
imbalan yang signifikan dari kepemilikan atas barang tersebut yang telah
ditransfer oleh entitas kepada pembeli.
b. Entitas tidak
memiliki kendali yang efektif atas banrang sudah dijual atau tidak memiliki
keterlibatan menajerial yang berkelanjutan hingga suatu tingkatan yang
biasanya berhubungan denga kepemilikan.
c. Jumlah
pendapatan dapat diukur dengan andal
d. kemungkinan
besar imbalan secara ekonomi yang terkait dengan transaksi yang akan mengalir
kepada entitas tersebut; dan
e. biaya yang
terjadi atau akan terjadi dalam kaitan dengan transaksi dapat diukur dengan
andal.
|
Pendapatan dari penjualan
barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko
dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;
(b) entitas tidak lagi
melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang
ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
(c) jumlah pendapatan tersebut dapat
diukur dengan andal;
(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi
yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut;
dan
(e) biaya yang terjadi atau akan
terjadi sehubungan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan
andal.
|
7
|
Pendapatan dari penyerahan jasa
|
Pendapatan (revenue) dari
penyerahan jasa harus diakui melalui rujukan kepada tahap penyelesaian dari
transaksi pada akhir periode pelaporan bilamana:
a.Jumlah
pendapatan (revenue) dapat diukur
dengan andal.
b.Kemungkinan
bahwa imbalan ekonomis yang terkait dengan trasaksi akan mengalir ke dalam
entitas.
c. Tahapan
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan
andal.
d.Biaya yang terjadi atas
transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transakasi dapat diukur dengan andal
|
(Penjualan jasa)
Jika hasil transaksi yang terkait
dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan
dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan
andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
(a)
jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
(b)
kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
dapat diperoleh entitas;
(c)
tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal; dan
(d)
biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
|
8
|
Bunga, royalti, dan dividen
|
Pendapatan (revenue) yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak
ketiga dan menghasilkan bunga, royalti dan deviden baru diakui bilamana :
a.
Dimungkinkan bahwa imbalan ekonomis yang terkait
dengan transaksi akan mengalir kepada entitas.
b.
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Pendapatan (revenue) harus diakui atas
dasar sebagai berikut:
a.
Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga
efektif (IAS 39)
b.
Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai
dengan syarat perjanjian yang relevan
c.
Dividen harus diakui bilamana pemegang saham
berhak menerima pembayaran.
|
Pendapatan yang timbul dari penggunaan
aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen
diakui atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf 30, jika:
(a) kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas; dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur
dengan andal.
29. Pendapatan diakui dengan
dasar sebagai berikut:
(a) bunga diakui menggunakan metode
suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK 55 (revisi 2006):
Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;
(b) royalti diakui atas dasar
akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
|
0
|
Pengungkapan
|
Pengungkapan berikut harus dilakukan :
a.Kebijakan akuntansi yang
diadopsi untuk pengakuan pendapatan (revenue) termasuk metode yang diadopsi
untuk menentukan tahapan penyelesaian dan transaksi yang terkait dengan
penyerahan jasa.
b.Jumlah
dari setiap kategori dari pendapatan
yang signifikan yang diakui selama periode berjalan , termasuk pendapatan(revenue) yang berasal dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penjualan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
c. jumlah pendapatan yang
berasal dari pertukaran barang atau jasa termasuk di dalam setiap kategori
pendapatan yang signifikan
|
Entitas mengungkapkan:
(a)
kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian
transaksi yang
melibatkan pemberian jasa;
(b)
jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama
periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penjualan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
(c) jumlah pendapatan yang berasal
dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori
signifikan dari pendapatan.
|
(Sumber Bragg, 2010 : 117-124)
DAFTAR PUSTAKA
Bragg, Steven M.2010.Panduan IFRS, Edisi Revisi, Indeks, Jakarta
IAI, 2009, Standak Akuntansi Keuangan.Edisi Revisi
Suwardjono, 2005.Teori
Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Edisi 3, BPFE:Yogyakarta
Keren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com