Pages

Sabtu, 15 September 2012

PENDAPATAN



1.        Pengertian dan Karakteristik Pendapatan
            Berbagai sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi yang berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai berikut :
            Revenues are inflows or other enhancements of asset of an entity or setlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering service, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations (prg 78).

Gains are increasea in equity (net assets) from peripheral or incedental transaction of an entity and from all other transaction and other events and circumstances affecting the entity except those that result from revenues or invesment by owners (prg 82).

Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi pendapatan sebagai berikut :
Revenues is the product of enterprise, masured by amount of new assets received from customer; ... Steted in terms of asset the revenue of the enterprise in presented, finally, by the flow of fund from the customer or patrons in exchange for the product of the business, either commodities or service (hlm. 47-47).

            Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income) sebagai berikut :
            Income is increase in economic benefits during the accounting period in the form inflows or enhancement of assets or decreases of liabilities that result in increase in equity, other than those relating to equity participants (hlm. 17).

            The definition of income acompasses both revenue and gains. Revenue arises on the course of the ordinary activitiesof an enterprise and is referred to by a variety of different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm. 18).

Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not, arise in the course of the ordinary activities of an enterprise. Gaints represent increase in economic benefit and as such are no different in nature from revenues. Hense, they are not regarded as constituting a separate element in this framework (hlm. 18).

            Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian pendapatan dan untung adalah :
1.      Aliran masuk atau kenaikan aset
2.      Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.
3.      Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.
4.      Suatu entitas
5.      Produk perusahaan
6.      Pertukaran produk
7.      Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.
8.      Mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Beberapa karakteristik di atas dikatakan merupakan turunan/konsekuensi dsari atau dikandung secara implisit oleh kata kunci yang lain. Karakteristik (3) sampai (8) sebenarnya merupakan penjabaran ataukonsekuensi dari ketiga karakteristik sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa karakteristik (1) dan (2) merupakan karakteristik konsekuensi, pendukung, atau penjelas.
  1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
    1. Transsaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
    2. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
    3. Hadiah, donasi atau temuan
    4. Revaluasi aset yang telah ada.
    5. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor. FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari p-enyerahan produk atau pelaksanaan jasa. (IASC) menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa.
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata lain pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan.  IAI harus membatasi bahwa kenaikan aset tersebut adalah yang menaikkan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik.konsep ka\enaikan aset mengalami masalah dalam hal aliran masuk yang berupa pembayaran di muka yang berasal dari pelanggan. Walaupun pembayaran semacam ini merupakan bagian dari operasi utama perusahaan, pada kenyataannya aliran masuk tersebut tidak atau belum dianggap pendapatan. Demikian juga, walaupun penjualan kredit menimbulkan piutang usaha, piutang sering dianggap buakan suatu aliranmasuk aset.
  1. Operasi Utama Berlanjut
            Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirimkan berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau nelaksanakan berbagai jasa.
  1. Penurunan Kewajiban
                  Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
  1. Suatu Entitas
                  Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefiniskan sebagai kenaikan aste aset buikan kenaikan ekuitas.
  1. Produk Perusahaan
                  Hal ini dikarenakan prndapatan dihasilkan dari produk yang dihasilkan oleh prusahaan itu sendiri. Sehingga pendapatan itu juga bisa didefinisikan dengan produk dari perusahaan itu sendiri.
  1. Pertukaran
            Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
  1. Berbagai bentuk dan Nama
                  Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.
Untung
IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan keduanya digabung dalam konsep penghasilan. Kata kunci yang melekat pada untung adalah :
  1. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
  2. Transaksi periferal atau insidental
  3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
         FASB membedakan antara untung dan pendapatan karena adanya karakteristik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Karakteristik sumber dari untung itu sendiri adalah :
a.       Periferal dan insidental
b.      Transfer nontimbal-balik
c.       Penahanan aset
d.      Faktor lingkungan
            FASB sendiri mengakui bahwa pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimaksudkan untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk membedakan secara tegas karakteristik antara pendapatan dan untung.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 351-362)
2.        Landasan Pikiran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan
   Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan.
a.       Pembentukan Pendapatan
            Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Dengan kata lain, apakah pendapatan itu timbul dari keadaan produktif atau karena kejadian tertentu. Konsep ini menyatakan bahwa pendapatan terbentuk , terhimpun atau terhal bersamaan dan dengan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep dasar ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan.
            Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas usaha. Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua kegiatan atau unsur di dalamnya mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan (Paton dan Littleton 1970 : 67 dalam Suwardjono, 2005 : 364).
            Implikasi dari konsep ini adalah semua tahap kegiatan memberi sumbangan dalam penciptaan pendapatan yang secara proporsional sama dengan besarnta kos. Jadi, begitu kos suatu objek biaya terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk.
b.      Realisasi Pendapatan
Kosep realisasi pendapatan:
            Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :
1.      Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
2.      Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan koonfirmasi proses penghimpunan dana.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):
a.       Terealisasi atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klai atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.
b.      Terbentuk atau terhak
Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan upaya dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.
            Walaupun kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu keadaan tertentu dapat berbeda. Kam, 1990:243-252 dalam Suwardjono, 2005:368 mengemukakan kriteria pengakuan secara teknis. Pendapatan baru dapat diakui setelah syarat-syarat berikut :
-          Keterukuran nilai aset
-          Adanya suatu transaksi
-          Proses penghimpunan secara substansial telah selesai.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 362-369)
3.        Saat Pengakuan Pendapatan
            Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing) pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal ini :
a.      Pada Saat Kontrak Penjualan
Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak antara penandatangan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun).
b.      Selama proses produksi secara bertahap
Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah :
1.      Akresi. Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya. Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objektif. Tapi yang terjadi sekarang adalah pendapatan sudah terbentuk tapi belum terealisasi.  Untuk merealisasikan pertambahan tersebut nilai tersebut, proses produksi masih diperlukan dan masih diikuti dengan perubahan aset menjadi aset lancar baru. Oleh karena itu, tidak selayaknya karesi dianggap sebagai pendapatan.
2.      Apresiasi. Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku aset terdepresiasi). Dibandingkan akresi, apresiasi lebih kurang memenuhi definisi pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar.
3.      Penghematan Kos. Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian. Hal ini bukanlah suatu pendapatan, kalau pembelian dilakukan dengan cara bijaksana, yang terjadi yang terjadi hanyalah bahwa kos akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pembelian biasa. Memang benar bahwa efisiensi dan keberuntungan dalam pembelian akan mempunnyai pengaruh terhadap labayang akhirnya diperoleh. Akan tetapi, diperolehnya laba tersebut masih menunggu realisasi penjualan.
c.      Pada saat produk selesai
Kalau sudah ada kontrak penjualan sebelumnya, tidak ada masalah dengan pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai karena pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai pendapatan secara subtansial sudah terbentuk. Pengakuan ini setara dengan metoda kontrak-selesai Namun bila belum ada kontrak penjualan sebelumnya hanya kriteria terbentuk yang terpenuhi. Dan hal seperti ini keberatan untuk dikatan sebagai pendapatan.
d.     Pada saat penjualan
Masalah pengakuan saat penjualan :
1.      Kembalian dan potongan tunai
      Adanya hak pengembalian tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. FASB menyatakan bahwa suatu perusahaan menjual produknya dengan hak mengembalikan maka pendapatan dapat diakui pada saat penjualana kalau syarat-syarat berikut terpenuhi (SFAS No. 48 prg.6):
-          Harga jual cukup pasti
-          Pembeli sudah membayar kepada penjual
-          Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi penculikan atau kerusakan fisis produk.
-          Pembeli benar-benar ada secara substantif
-          Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan tindakan di masa datang yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk bersangkutan
-          Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak.
      Adanya potongan tunai tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Masalah yang timbul tidak berkaitan dengan pengakuan pendapatan tetapi berapa jumlah rupiah pendapatan harus dicatat.
2.      Kos purna-jual
      Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
3.      Kerugian piutang
      Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos-purna jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang.
4.      Transaksi penjualan
e.      Pada saat kasa terkumpul
            Pengakuan pendapata pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas. Berbeda dengan pengakuan pada saat kontrak yang barangnya elum diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk transasksi penjualan barang atau jasanya telah diserahkan tetapi kas nya baru akan diterima dalam waktu yang cukup panjang. Untuk kontrak jangka panjang, terjadi salah-tanding (miss-match) karena biaya tidak harus diukur atas dasar tunai (basis kas). Penjualan dasar tunai, biasa dasar akrual. Konsep homogenitas kos dilanggar.
Pelanggaran konsep homogenitas kos pada pengakuan pendapatan atas dasar kas
(Sumber Suwardjono, 2005 : 369-387)

5.      Pendapatan (IAS18/PSAK23)
No.
Keterangan
IAS 18
PSAK 23
1
Pengertian
Pendaptan (revenue) itu sendiri didefinisikan sebagi pendapatan yang timbul dari aktivitas normal suatu entitas—baik perseorang atau badan usaha yang melakukan aktivitas usaha—dalam berbagai varian, mungkin disebut:
1.       Penjualan;
2.       Fee;
3.       Bunga;
4.       Dividend;
5.       Royalti

Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal
entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang
berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga,
dividen dan royalti.
2
Ruang lingkup
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
3
Istilah penting/ definisi
Nilai wajar adalah jumakah darimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas yang diselesaikan antara pihak-pihak yang berpengetahuan, berkeinginan dalam transaksi yang wajar.


Pendapatan(revenue) adalah arus masuk kotor dari imbalan ekonomis selama periode yang ditimbulkan dalam rangkaian aktivitas biasa dari suatu entitas apabila arus masuk menimbulkan kenaikan dalam ekuitas selain dari kenaikan yang terkait dari iuran peserta ekuitas.
Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).

Pendapatan(income) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
4
Pengukuran pendapatan
Pendapatan diukur atas dasar jumlah nilai wajar yang diterima atau ditagihkan dengan memperhitungkan jumlah potongan perdagangan dan volume rabat yang diperbolehkan suatu entitas.
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
5
Pengidentifikasian transaksi
Dalam kondisi yang umum, kriteria standar pengakuan diterapkan terhadap setiap transaksi. Akan tetapi, dalam transaksi yang lebih kompleks, kriteria perlu diterapkan kepada kompomem suatu transaksi.
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
6
Pendapatan atas penjualan barang
Pendapatan (revenue) dari penjualan barang harus diakui hanya bilamana seluruh kondisi ini terpenuhi :
a. Risiko dan imbalan yang signifikan dari kepemilikan atas barang tersebut yang telah ditransfer oleh entitas kepada pembeli.
b. Entitas tidak memiliki kendali yang efektif atas banrang sudah dijual atau tidak memiliki keterlibatan menajerial yang berkelanjutan hingga suatu tingkatan yang biasanya berhubungan denga kepemilikan.
c.  Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
d. kemungkinan besar imbalan secara ekonomi yang terkait dengan transaksi yang akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
e.  biaya yang terjadi atau akan terjadi dalam kaitan dengan transaksi dapat diukur dengan andal.
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;
(b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
(c) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
(e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.
7
Pendapatan dari penyerahan jasa
Pendapatan (revenue) dari penyerahan jasa harus diakui melalui rujukan kepada tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan bilamana:
a.Jumlah pendapatan (revenue) dapat diukur dengan andal.
b.Kemungkinan bahwa imbalan ekonomis yang terkait dengan trasaksi akan mengalir ke dalam entitas.
c. Tahapan penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan andal.
d.Biaya yang terjadi atas transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transakasi dapat diukur dengan andal
(Penjualan jasa)
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
(a)  jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
(b)  kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas;
(c)  tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan
(d)  biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
8
Bunga, royalti, dan dividen
Pendapatan (revenue) yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak ketiga dan menghasilkan bunga, royalti dan deviden baru diakui bilamana :
a.       Dimungkinkan bahwa imbalan ekonomis yang terkait dengan transaksi akan mengalir kepada entitas.
b.       Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Pendapatan (revenue) harus diakui atas dasar sebagai berikut:
a.       Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga efektif (IAS 39)
b.       Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan
c.       Dividen harus diakui bilamana pemegang saham berhak menerima pembayaran.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf 30, jika:
(a) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas; dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
29. Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
(a) bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;
(b) royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
0
Pengungkapan
Pengungkapan berikut harus dilakukan :
a.Kebijakan akuntansi yang diadopsi untuk pengakuan pendapatan (revenue) termasuk metode yang diadopsi untuk menentukan tahapan penyelesaian dan transaksi yang terkait dengan penyerahan jasa.
b.Jumlah dari  setiap kategori dari pendapatan yang signifikan yang diakui selama periode berjalan , termasuk pendapatan(revenue) yang berasal dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penjualan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
c. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa termasuk di dalam setiap kategori pendapatan yang signifikan
Entitas mengungkapkan:
(a)  kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang
melibatkan pemberian jasa;
(b)  jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penjualan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
(c) jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
(Sumber Bragg, 2010 : 117-124)
DAFTAR PUSTAKA
Bragg, Steven M.2010.Panduan IFRS, Edisi Revisi, Indeks, Jakarta
IAI, 2009, Standak Akuntansi Keuangan.Edisi Revisi
Suwardjono, 2005.Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Edisi 3, BPFE:Yogyakarta

1 komentar: